Iran sedang mempertimbangkan untuk mengubah doktrin nuklirnya, yang akan memungkinkan mereka untuk memiliki bom atom dan meningkatkan jangkauan rudal mereka. Hal ini diungkapkan oleh Kamal Kharrazi, Kepala Dewan Strategis Iran untuk Hubungan Luar Negeri. Menurutnya, Iran memiliki kemampuan penuh untuk membuat senjata nuklir, namun satu-satunya hal yang mencegahnya adalah fatwa haram dari Ayatollah Ali Khamenei.
Kharrazi menegaskan bahwa Iran siap merespons setiap eskalasi konflik dengan Israel, namun juga menyatakan keinginan untuk menghindari perang lebih lanjut. Perubahan dalam doktrin nuklir merupakan respons terhadap ancaman eksistensial yang dirasakan oleh Iran. Meskipun pada awal 2000-an Khamenei telah mengeluarkan fatwa melarang pembuatan bom nuklir, Iran sekarang sedang mempertimbangkan untuk memperluas jangkauan rudal balistiknya hingga melebihi batas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Kharrazi, jangkauan rudal baru ini akan mampu mencapai basis pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah. Dia juga menyatakan bahwa Iran akan memberikan respons terhadap tindakan Israel pada tanggal 26 Oktober dengan cara dan waktu yang mereka tentukan sendiri. Jika negara-negara Barat tidak mengakui kekhawatiran Iran mengenai kedaulatan dan integritas teritorialnya, maka Iran juga akan mengabaikan kekhawatiran negara-negara Barat tersebut.
Dalam konteks perang yang terjadi di kawasan tersebut, Kharrazi menekankan bahwa Israel merupakan pihak yang melakukan pembersihan etnis dan pemusnahan terhadap rakyat Palestina. Dia mendesak masyarakat internasional untuk bangkit dan memberikan tekanan kepada Israel. Namun, dia juga menyayangkan dukungan yang terus diberikan oleh negara-negara Barat, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, terhadap tindakan brutal dan kriminal Israel.
Dengan demikian, Iran kemungkinan besar akan terus mengembangkan dan memperluas jangkauan rudalnya sebagai respons terhadap situasi yang terus memanas di kawasan tersebut. Kharrazi menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam dalam menghadapi ancaman yang dihadapi oleh negaranya, namun juga berharap untuk dapat menghindari konflik yang lebih luas.