Berita tentang perang saudara di Suriah yang kembali memanas tidak membuat warga Turki terkejut. Presiden Recep Tayyip Erdogan dan mitra koalisi nasionalis sayap kanan Devlet Bahceli telah membahas sedikit hal selain pergeseran kekuasaan di Timur Tengah dan kemungkinan konsekuensi negatif bagi Turki selama lebih dari dua bulan terakhir. Ada dugaan bahwa perubahan regional dapat menguntungkan suku Kurdi di Suriah yang telah menguasai Rojava timur laut, yang juga dikenal sebagai Pemerintahan Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES), sejak perang saudara dimulai pada tahun 2011. Hal ini terus menjadi masalah bagi Ankara.
Pemerintah Turki juga khawatir tentang perkembangan lain di kawasan tersebut, seperti sekutu Presiden Suriah Bashar Assad, Hizbullah, dan Iran yang melemah setelah serangan terhadap Israel. Selain itu, pelindung Assad, Rusia, semakin terlibat dalam invasinya ke Ukraina. Meskipun Rusia masih mempertahankan pangkalan militer di Suriah, namun hanya memiliki sedikit jet tempur yang dapat dioperasikan saat ini. AS juga menyatakan ingin memposisikan ulang dirinya di kawasan tersebut di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang baru.
Mengapa Turki ikut campur dalam membangkitkan kembali perang di Suriah?
1. Turki Mendukung Aksi HTS
Pemberontak Suriah melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk melancarkan serangan besar terhadap Assad dan pasukannya. Operasi tersebut dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah kelompok Islam yang sebelumnya bersekutu dengan Al-Qaeda. Ankara diduga mengetahui operasi tersebut sebelumnya dan memberikan dukungan militer kepada pemberontak.
2. Turki Sudah Lama Memihak Pemberontak
Ankara telah lama mendukung pemberontak Suriah dan tidak ingin menarik pasukannya dari Suriah utara. Mereka ingin mengganggu Pemerintahan Otonomi Kurdi di Suriah Utara dan Timur, yang dianggap sebagai ancaman oleh Turki.
3. Ambisi Turki untuk Mengganggu Kurdi di Suriah
Turki memiliki ambisi untuk menggulingkan pemerintahan Kurdi di Suriah Utara dan Timur. Mereka berusaha untuk menjaga kendali atas wilayah tersebut dan mencegah pengungsi Suriah masuk ke Turki.
Meskipun Turki membantah terlibat langsung di Suriah, namun mereka terus melakukan tindakan untuk mempengaruhi situasi di wilayah tersebut. Erdogan juga berusaha untuk mengirim kembali pengungsi Suriah ke zona penyangga di Suriah utara. Situasi ini semakin memperumit hubungan Turki dengan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.