Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyampaikan pada Jumat bahwa ia telah meminta Israel untuk tidak menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. “Saya sangat positif tentang hal ini,” ujar Biden kepada wartawan ketika ditanya mengenai permintaannya kepada Israel. Pernyataan tersebut muncul setelah pasukan Israel menembaki pos pengamatan milik Pasukan Sementara PBB di Lebanon, melukai dua pasukan penjaga perdamaian dari kontingen Sri Lanka.
Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon, dua pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia juga terluka dalam serangan serupa pada hari sebelumnya. Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon, mengklaim targetnya adalah Hizbullah, dan menyebabkan korban jiwa serta ribuan warga lainnya terluka.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari konflik lintas batas yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah. Konflik ini dimulai dari serangan brutal rezim Zionis di Jalur Gaza dan telah mengakibatkan banyak korban jiwa, terutama wanita dan anak-anak. Otoritas Lebanon melaporkan bahwa ribuan orang telah tewas atau terluka akibat serangan Israel di negara mereka.
Meskipun ada peringatan internasional tentang potensi perang regional di Timur Tengah, Israel terus melancarkan serangan terhadap Gaza dan Lebanon. Tel Aviv bahkan melakukan invasi darat ke Lebanon selatan pada tanggal 1 Oktober.
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan upaya diplomasi yang kuat untuk mencapai perdamaian. Semua pihak harus bekerja sama untuk mengakhiri konflik ini dan menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut.
Semoga dengan upaya bersama, kita dapat mengakhiri konflik ini dan membawa perdamaian bagi rakyat Lebanon dan Palestina. Terima kasih.