Seorang pensiunan jenderal Zionis, yang dikenal sebagai “Nabi Murka” karena keakuratannya dalam meramalkan, mengatakan bahwa Israel akan runtuh dalam waktu setahun jika perang melawan Hamas dan Hizbullah Lebanon terus berlanjut. Mayor Jenderal (Purn) Itzhak Brick, si “Nabi Murka”, telah membuat prediksi mengerikan ini dalam sebuah artikel di surat kabar Haaretz.
Menurut Brick, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan rekan-rekannya, Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah membuat publik Israel kehilangan muka dengan pernyataan mereka tentang situasi di Kota Gaza. Brick memperingatkan bahwa jika konflik regional pecah karena kegagalan menyelesaikan perang Gaza, Israel akan berada dalam bahaya besar.
Brick juga mengecam keras kebijakan pembunuhan yang dilakukan oleh Israel, menyebutnya sebagai langkah yang dapat membakar seluruh Timur Tengah. Dia juga mengkritik kepemimpinan politik dan militer Israel, mengatakan bahwa mereka membawa negara itu ke tepi jurang.
Menurut Brick, mengganti Netanyahu dan sekutu ekstremisnya bisa menjadi satu-satunya cara untuk mencegah Israel memasuki krisis eksistensial yang tidak dapat diubah lagi. Dia menyerukan tindakan sebelum terlambat, sambil menegaskan bahwa negara ini hancur di tangan para pemimpin saat ini.
Israel telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Gaza, dan saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina. Sejak 7 Oktober, perang yang menghancurkan telah terjadi di Gaza, menewaskan ribuan warga Palestina dan melukai puluhan ribu lainnya.
Meskipun Israel mengklaim bahwa ratusan tentara dan warga sipil tewas selama operasi militer mereka, banyak laporan menunjukkan bahwa banyak warga Israel juga tewas dalam insiden “friendly fire”. Situasi ini semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut.
Dalam konteks ini, Brick memperingatkan bahwa Israel semakin terperosok ke dalam lumpur Gaza, tanpa kemungkinan mencapai tujuan utama perang mereka. Dia menggarisbawahi pentingnya mengubah arah kepemimpinan negara tersebut untuk menghindari bencana yang lebih besar.
Akhirnya, Brick menekankan bahwa semua pilihan yang dibuat oleh pemimpin Israel saat ini membawa negara itu ke jalan yang licin. Dia menyerukan perubahan sebelum terlambat, agar Israel dapat menghindari krisis eksistensial yang mengancam keberlangsungan negara itu.