Dinas Intelijen Israel (Shin Bet) dan Pasukan Pertahanan IDF baru-baru ini membebaskan sekitar 50 tahanan Palestina, termasuk Direktur Rumah Sakit Al Shifa, Muhammad Abu Salmiya. Dilansir dari Jerusalem Post pada Senin (1/7), Abu Salmiya telah ditahan sejak 23 November tahun lalu, dan baru saja dibebaskan setelah menghabiskan 7 bulan di penjara Israel.
Abu Salmiya diduga terlibat dalam operasi Hamas di Rumah Sakit Al Shifa, meskipun saat diinterogasi, jawabannya dinilai mencurigakan. Meskipun menjalani tiga sidang di pengadilan, terakhir pada Desember 2023, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan keterlibatannya secara langsung.
Sumber hukum dan keamanan Israel menyatakan bahwa kasus Abu Salmiya memakan waktu lama karena situasi perang dan jumlah tahanan yang besar. Meskipun begitu, tidak ada penjelasan spesifik mengenai alasan mengapa dakwaan tidak diajukan setelah beberapa bulan.
Israel belum merilis jumlah total tahanan yang dibebaskan, namun diperkirakan lebih dari 4.000 warga Gaza telah ditahan, termasuk pengumuman penangkapan yang baru-baru ini dilakukan.
Setelah kembali ke Gaza, Abu Salmiya menceritakan pengalamannya selama di penjara Israel sebagai situasi yang sangat sulit dan tragis. Dia menyerukan pernyataan tegas dari pihak perlawanan dan masyarakat Arab untuk membebaskan para tahanan.
Pemerintah, Shin Bet, dan IDF secara berkala telah membebaskan ratusan tahanan Gaza selama beberapa bulan terakhir, seringkali tanpa pemberitahuan dan pada tengah malam. Hal ini menimbulkan kontroversi di kalangan menteri pemerintah yang beraliran kanan ekstrem, yang menyalahkan Shin Bet, meskipun mereka seharusnya di bawah kendali pemerintah dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netanyahu sendiri mengeluarkan pernyataan bahwa dia tidak mengetahui siapa yang dibebaskan, dan menyalahkan Pengadilan Tinggi yang juga terikat oleh undang-undang Knesset. Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga mengaku tidak mengetahui detail pembebasan tahanan, meskipun seharusnya menjadi bagian dari wewenangnya.