Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Kamis (26/12/2024). Aksi kontroversial ini menandai provokasi baru di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, menurut laporan Anadolu Agency.
Menurut seorang pejabat Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania di Yerusalem, Ben-Gvir memasuki lokasi tersebut di bawah pengawalan ketat polisi dan menjelajahi halaman masjid. Ini bukanlah kunjungan pertamanya ke kompleks tersebut, ini adalah kunjungan kelima menteri ekstremis tersebut sejak dia bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada tahun 2022.
Kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Al-Aqsa bertepatan dengan hari libur Yahudi selama sepekan, Hanukkah, yang dimulai pada hari Kamis. Aliansi Demokratik Nasional, partai Arab Israel, mengutuk tindakan provokatif tersebut sebagai upaya sengaja untuk merusak sentimen orang Arab dan Muslim di seluruh dunia. Partai tersebut juga mendorong warga Palestina untuk meningkatkan kehadiran dan kunjungan mereka ke masjid.
Sejak tahun 2003, Israel telah mengizinkan pemukim ilegal untuk memasuki kompleks tersebut hampir setiap hari, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu. Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam, sementara umat Yahudi menyebutnya sebagai Temple Mount, tempat dua kuil Yahudi berada pada zaman dahulu.
Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, diduduki oleh Israel selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota tersebut, tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Tindakan Ben-Gvir ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab dan organisasi internasional. Provokasi semacam ini hanya akan meningkatkan ketegangan dan memperburuk situasi di wilayah tersebut. Penting bagi semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai untuk konflik yang telah berlangsung terlalu lama.
Semoga kedamaian dan keadilan dapat segera terwujud di wilayah tersebut, dan kita semua dapat hidup berdampingan dalam harmoni dan saling menghormati satu sama lain tanpa memandang agama atau etnisitas. Semoga tindakan seperti ini tidak terulang lagi di masa depan, dan kita semua dapat belajar dari kesalahan yang telah terjadi.